Buletin KKIA Juni 2024

Beriman Seperti Ayub

Bacaan di Minggu Biasa ke 12 tahun B ini mengajak kita untuk merenungkan betapa hebat dan besarnya kuasa Tuhan atas hidup kita. Di dalam pergumulan hidup kita, Tuhan tetap setia mendampingi dan menyertai kita.

Kisah Ayub yang kita dengarkan hari ini merupakan bagian di mana Tuhan Allah mengkonfrontasi Ayub, mengingatkan dia tentang kebesaran dan segala berkat yang telah dilimpahkanNya. Kita semua tentu mengetahui cerita Ayub. Ayub adalah seorang yang saleh dan taat di hadapan Allah. Hidupnya diberkati oleh Allah dengan segala kelimpahan karena ketaatannya itu. Namun semua kelimpahan itu berubah drastis ketika setan turut campur tangan dalam hidupnya. Segala yang dimilikinya sirna, bahkan hidupnya pun semakin terpuruk dengan penyakit kulit yang dideritanya. Di hadapkan pada tantangan hidup itu, iman dan kesetiaan Ayub sungguh-sungguh diuji. Demikianlah kehadiran Tuhan itu menjadi pengingat bagi Ayub bahwa duka dan kemalangan menjadi bagian dari pembelajaran hidup tentang kesetiaan dan iman kepada Allah. Dan Ayub pun akhirnya disadarkan olehnya dan mengakui kekhilafannya telah mempertanyakan kuasa Allah atas apa yang menimpa hidupnya.

Pengalaman Ayub bisa jadi juga merupakan pengalaman kita. Hidup seringkali menghadapkan kita dengan begitu banyak tantangan. Tidak jarang pula kita merasa bahwa tantangan-tantangan itu jauh lebih besar dari kuasa Allah, yang membuat kita mulai meragukan kehadiranNya. Namun apakah benar demikian? Kisah Ayub kiranya menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Ketika kita melihat tantangan itu sebagai ketiadaan Tuhan, maka sebenarnya kita sedang melupakan begitu banyak kebaikan yang sudah dianugerahkanNya kepada kita. Namun ketika kita melihat tantangan itu sebagai bagian dari pembelajaran hidup untuk kita maka kita semakin bertumbuh bahkan dalam situasi yang tidak menguntungkan.

Rm Roy Noeng, CSsR